Rabu, 14 Juli 2021

PERBEDAAN KWH PRA BAYAR DAN PASCA BAYAR

Kwh meter adalah alat yang digunakan oleh pihak pln untuk menghitung besar pemakaian daya konsumen. Kwh meter ini dilengkapi dengan mcb yang berfungsi untuk menentukan batas maximum pemakaian daya konsumen yang diijinkan pln berdasarkan pengajuan yang dilakukan pihak konsumen, selain itu mcb ini juga berfungsi sebagai pemutus arus bila mana akan dilakukan perawatan ataupun perbaikan pada instalasi dalam rumah konsumen, ada dua jenis kwh pln yang dipergunakan, yaitu :

1. Kwh Pascabayar, kwh yang digunakan pln untuk menghitung besar pemakaian daya oleh konsumen dan setelah satu bulan pln akan melakukan penagihan terhadap konsumen sesuai daya yang dipakai.


2. Kwh Prabayar, ini adalah terobosan baru pln dimana konsumen dapat mengendalikan pemakaian listrik sendiri, sistemnya dibuat seperti membeli pulsa prabayar telepon seluler.  Alat bergainer pun tidak lagi berbentuk analog, melainkan digital yang dapat Anda gunakan untuk memasukan kode pengisian listrik.

Seperti halnya kabel tuis, untuk kwh meterpun dalam pengadaan dan pemasangannya sepenuhnya menjadi tanggung jawab pln, perlu diketahui bahwa kwh meter ini sipatnya sewa pakai sehingga sewaktu waktu pln akan mengambilnya bila konsumen melanggar perjanjian atau aturan yang sudah ditentukan atau konsumen berhenti berlangganan.

ARTI MADZHAB

Pengertian kata madzhab bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu arti secara lughot atau bahasa dan secara istilah.

Pengertian secara bahasa, madzhab merupakan sighat isim makan dari fi'il madi dzahaba, dzahaba artinya pergi, oleh karena itu madzhab artinya : tempat pergi atau jalan. Kata lain yang semakna dengan kata madzhab ialah :  maslak, thariiqah dan sabiil yang kesemuanya berarti jalan atau cara, dengan demikian pengertian mazhab menurut bahasa adalah “jalan”.

Adapun pengertian madzhab menurut istilah dalam kalangan umat Islam ialah : "Sejumlah dari fatwa-fatwa dan pendapat-pendapat seorang alim besar di dalam urusan agama, baik ibadah maupun lainnya."

Perlu diketahui bahwa hal yang menjadi perbedaan dalam madzhab ini hanyalah dalam hal furu atau cabang, yakni hal hal yang berhubungan dengan ilmu fiqih, yakni menyangkut tata cara ibadah misal cara berwudu, cara sholat dan lain-lain, adapun hal yang menyangkut usul atau pokok agama yakni masalah tauhid, semua imam madzhab tidak ada perbedaan.

Berkembangnya suatu mazhab  sangat bergantung dari banyak hal, salah satunya dari keberadaan pusat-pusat pendididkan yang berhaluan pada salah satu  madzhab itu sendiri, pusat-pusat pendidikan ini didirikan dan dikembangkan oleh para guru dan tokoh yang mengajarkan ilmu-ilmunya kepada para muridnya, selain itu juga para guru dan tokoh ini pun mengembangkan madzhabnya lewat karya-karya tulisnya yang dikemudian hari menjadi rujukan bagi para pengikutnya.

Selain itu sedikit banyak dipengaruhi juga oleh madzhab yang dianut oleh penguasa, dimana penguasa biasanya mendirikan universitas keagamaan dan mengajarkan madzhab tertentu di dalamnya. Nanti para mahasiswa yang berdatangan dari berbagai penjuru dunia akan membuka perguruan tinggi dan akan menyebarkan madzhab tersebut di negeri masing-masing.

Dalam Ahlussunnah wal Jama’ah ada empat madzhab yang menjadi haluan yaitu  Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad Ibnu Hambal. Seluruh ummat Islam di dunia dan para ulamanya telah mengakui bahwa Imam yang empat tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai Mujtahid. Hal itu dikarenakan ilmu, amal dan akhlaq yang dimiliki oleh mereka. Maka ahli fiqih memfatwakan bagi umat Islam wajib mengikuti salah satu madzhab yang empat tersebut.

Wallohu ‘Alam

DOA ROSULULLOH KETIKA HUJAN TURUN

 Dulu pernah terjadi musim kemarau di masa Rasulullah. Kebanyakan orang datang menghampiri Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam dan meminta agar Beliau memohon kepada Allah agar hujan diturunkan. 


Tak lama kemudian, hujan lebat pun turun membasahi lingkungan penduduk. Saking kencangnya, rumah-rumah penduduk banyak yang hancur, pepohanan berjatuhan, dan binatang ternak pun ikut menderita. Melihat malapetaka ini, mereka mengadu kepada Rasul agar hujan musibah itu segera dihentikan. Atas dasar permintaan ini, Nabi berdo’a, “Allâhumma hawâlainâ wa lâ ’alainâ (Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami),” HR Bukhari.

Hadis riwayat lain al-Bukhari menyebutkan bahwa:

إن النبي - صلى الله عليه وسلم- كان إذا رأى المطر قال اللهم صيبا نافعا

Sesungguhnya Nabi SAW ketika melihat hujan berdo’a: Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat.”

Hadits ini menunjukan bahwa ketika hujan turun, Nabi SAW senantiasa meminta agar hujan yang diturunkan Allah SWT menjadi hujan rahmat, hujan yang membawa berkah,  bukan hujan musibah.

Do’a ini dibaca Nabi kisaran dua atau tiga kali berdasarkan riwayat yang disampaikan Ibnu Majah. Di saat musim hujan seperti sekarang ini, do’a di atas penting untuk kita baca. Semoga musim hujan kali ini membawa kemaslahatan bagi kita bersama, amiin. . . .

Wallâhu a’lam.

KHUTBAH IDUL ADHA 2021

 

KHUTBAH PERTAMA


 السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَ رَحْمَةُاللهِ وَ بَرَكَاتُهُ

اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ. اَللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لَاإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَإِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ اْلحَمْدُ

اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ لَنَا عِيْدَ اْلأَضْحَى, أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ  نِعْمَ الْوَكِيل وَنِعْمَ الْمَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَ مَنْ يُنْكِرْهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا. وَ صَلَّ اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَ حَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى، مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الْهُدَى، الَّذِيْ لاَ يَنْطِقُ عَنْ الْهَوَى، إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوْحَى، وَ عَلَى اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدقِ وَ الْوَفَا،

 أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِي

 

Jamaah Shalat Idul Adha rahimakumullah.

Alhamdulillah, Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan dan kebahagiaan yang tiada terhingga, yang mana pada hari ini kita semua  masih bisa merayakan hari raya Idul Adha sekalipun di tengah situasi pandemic yang sampai saat ini belum juga berakhir, mudah-mudahan dengan keberkahan Idul Adha, keberkahan kumandang Takbir, Tahmid dan Tahlil  umat muslim di seluruh dunia, keberkahan umat islam yang malaksanakan qurban, wabah ini cepat selesai, segera diangkat oleh Alloh SWT sehingga seluruh umat manusia bisa menjalankan kehidupannya dengan normal, hususnya umat muslim diseluruh dunia bisa melaksankan ibadah dengan hati tenang, tidak dihinggapi rasa was-was dan cemas, aamiin yaa Robbal alamin, karena segalanya hanya millik Alloh, segalanya hanya dalam genggaman Alloh dan Alloh maha kuasa atas segala sesuatu.

Shalawat dan salam, senantiasa tercurah kepada suri tauladan kita, khotamin nabiyyin Saidina Wamaulana Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan mudah mudahan kita semua mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak, aamiin Yaa Robbal alamiin

Hadirin Jamaah Idul Adha Rahimakumullah,

Pada hari ini sekitar 4000 tahun yang lalu ada tiga hamba Alloh yang sangat luar biasa, sungguh ketaatannya kepada sang khaliq menjadikan tauladan bagi kita semua, beliau  rela mengorbankan apapun untuk menjalankan segala perintah Ilahi Robbi termasuk harta yang paling  dicintainya, beliau adalah Nabiyulloh Ibrahim AS, Istrinya Saidatuna Hajar dan putranya Nabi Ismail AS, peristiwa ini Alloh SWT abadikan dalam Al Quran Surah Ashofat ayat 99 - 111

Perjalanan ribuan kilometer dari negeri Syam ke Jazirah Arab mereka lalui dengan penuh rintangan, namun semuanya mereka jalani dengan penuh keihlasanya, hanya semata-mata untuk mentaati perintah dan  mendapatkan keridhoan_NYA, Lelah letihnya hanya untuk mengapai Ridho Alloh. Keringatnya yang bercucuran di tengah terik matahari, adalah bukti cintanya kepada Alloh, Pengorbanan harta nya sebagai bukti syukur kepada Alloh swt. Tak mengeluh dan tak kecewa bukti imannya kepada Alloh. Mereka yakin, bahwa Alloh lah yang memiliki jiwa dan hartanya. Sungguh keyakinan yang luar biasa. Keteladanan pengorbanan yang patut kita contoh dan kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Alloh berfirman,

 قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ

Sungguh telah ada untuk kalian teladan yang baik dalam diri Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya.(al-Mumtahanah: 4)

 اَاَللهُ أَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ.

 Jamaah Shalat Idul Adha rahimakumullah.

Hari ini kita tumpahkan linangan air mata bahagia, kata syukur dan pujianlah yang pantas kita ucapkan dan kita dendangkan sebagai wujud kebahagiaan atas segala nikmat yang tak terhingga dari Zat Yang Maha Kuasa. Kita bersimbah dosa, Dia menutupinya dan senantiasa menyeru kita untuk kembali kepada-Nya.

 قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِن رَّحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ وَأَنِيبُوا إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَأَسْلِمُوا لَهُ مِن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ ثُمَّ لَا تُنصَرُونَ

"Katakanlah "wahai hamba-hamba_Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, jangalah kamu berputus asa dari rahmat Alloh, sesungguhnya Alloh mengampuni dosa-dosa semuanya. sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada_Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)" (QS. Az-Zumar ayat 53-54)

Atas segala nikmat itulah, apakah tidak sepantasnya kita lebih giat beribadah dan menyembah kepada-Nya sebagaimana Ismail yang hingga rela menyerahkan jiwanya?

Atas segala karunia itulah, apakah tidak sepantasnya kita semakin menghambakan diri kepada-Nya?

Atas segala pemberian itulah, apakah tidak pantas kita berkorban untuk meraih yang lebih tinggi yang telah dijanjikan-Nya?

Sungguh layak kita teladani, ketika Nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelih ismail, putra satu-satunya setelah sekian lama penantian, Ismail yang masih muda belia, tanpa ragu, tanpa berkelit-kelit, menyambut perintah Allah swt dengan penuh kesabaran dan keyakinan,

 قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ

Ismail berkata, Hai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.

Namun saat Nabi Ibrahim mulai menyembelih putranya, pedang tajam itu selalu terpental, Nabi Ismail kemudian meminta agar tali pengikat yang ada di tangan dan  kakinya dilepas, setelah itu pedang tajam hendak digerakan, namun tiba-tiba Alloh SWT menyeru,

فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (١٠٣) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (١٠٤) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (١٠٥) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ (١٠٦) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (١٠٧) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الآخِرِينَ (١٠٨)

Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan anaknya atas pelipisnya (nyatalah kesabaran keduanya)”, “Lalu kami panggil dia “Wahai Ibrahim”, “Sungguh engkau telah membenarkan mimpi itu”, “Sungguh demikian Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik”, “Sesungguhnya  ini benar-benar sesuatu ujina yang nyata”, “Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar”

Dari kisah diatas bisa kita ambil hikmahnya bahwa sabar dalam menempuh ketaatan adalah ciri orang yang beriman, mengorbankan jiwa, raga, harta, yang sejatinya adalah pemberian Allah, merupakan kewajiban selaku hamba Nya yang beriman dan yakinlah bahwa dibalik ujian yang diberikan mengandung hikmah yang sangat  besar dan yakinlah bahwa Alloh SWT kuasa atas segala sesuatu yang mampu membolak balikan keadaan dalam sekejap.

 اَاَللهُ أَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ

Jamaah Shalat Idul Adha rahimakumullah.

Surga Firdaus bukan untuk orang yang enggan menaati perintah Allah. Surga Allah bukan untuk orang yang pelit tenaga, Surga Allah bukan pula bagi orang yang pelit waktu atau pelit harta, tapi bagi mereka yang rela bersusah payah, mereka yang bersabar atas ketaatan, mereka yang bersabar meninggalkan maksiat demi diselamatkan dari penderitaan tak berpenghujung yakni neraka jahannam.

Ingatlah saudaraku . . . . .

Rasulullah SAW yang dijamin masuk Surga, menghabiskan waktu istirahatnya untuk shalat malam, hingga kakinya bengkak-bengkak.

Rasullah SAW yang telah dihapus dosa-dosanya, tetap beristighfar 100 kali dalam sehari. untuk memohon ampunan NYA.

 مَا أَصْبَحْتُ غَدَاةً قَطٌّ إِلاَّ اِسْتَغْفَرْتُ اللهَ مِائَةَ مَرَّةٍ

Tidaklah aku berada di pagi hari (antara terbit fajar hingga terbit matahari) kecuali aku beristigfar pada Allah sebanyak 100 kali.(HR. An Nasai)

Sungguh banyak teladan pada diri Rasululloh SAW untuk kita semua sebagaimana firman Alloh SWT

 لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ اْلآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi siapa saja yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Akhir dan dia banyak mengingat Allah (TQS al-Ahzab [33]: 21).

 اَاَللهُ أَكْبَرُ وِللهِ الْحَمْدُ

Jamaah Shalat Idul Adha rahimakumullah.

Di hari yang  penuh berkah ini mari kita sama-sama bermunajat kepada Alloh SWT sang pemilik setiap jiwa, penguasa segala alam, semoga wabah yang sudah  berlangsung bertahun-tahun ini segera berakhir dan semua umat manusia di dunia bisa  hidup secara normal kembali hususnya umat muslim bisa beribadah dengan  tenang tanpa dihinggapi  rasa was-was dan  cemas, yakinlah tidak  ada yang mustahil bagi Alloh Raja Segala Raja yang tidak ada suatu apapun bisa menghalangi kehendaknya.

 بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ فِى اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، اِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّؤُوْفُ الرَّحِيْمُ


KHUTBAH KEDUA


  اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ

لا إله إلا الله، اللهُ أَكْبَرُ ، اللهُ أَكْبَرُ، ولله الحمد

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلىَ رِضْوَانِهِ.

 اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ

 فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ 

 والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته